The Wedding

Bulan September jadi bulan bahagia bagi kami. Betapa tidak, dua anggota keluarga kami menikah di bulan ini. Wulan lah yang membuka gerbang pernikahan untuk pertama kalinya. Hari itu, Minggu, 3 September 2012, dengan adat Minang yang begitu terasa, resmi sudah Wulan menjadi istri Wira. Pernikahan yang indah, pasangan pengantin yang cantik & ganteng, dekorasi yang bagus, tari piring yang unik, serta suara Marshanda & Ben Kasyafani (yang ganteng) sempat menyanyikan beberapa lagu di pernikahan mereka. *ehem
Seminggu berikutnya, Sabtu, 8 September 2012, giliran Indah yang duduk di kursi pelaminan. Nuansanya begitu Jawa, dengan gamelan lengkap dengan sinden2nya, serta pakaian2 adat Jawa yang membuat saya jadi rindu kampung halaman *hadehhh.
Hari itu Indah terlihat cantik luar biasa…entah karna periasnya yang memang jago, ato karna Indah terbiasa polos tanpa make up, entahlah..itu semua masih jadi misteri bagi saya. #oposeh :))

Eniwei, selamat atas pernikahannya Wulan-Wira dan Indah-Herdy…. Semoga kehidupan rumah tangga kalian diberi keberkahan dan kebahagiaan yang melimpah. Doakan kami segera menyusul….(langsung celingak-celinguk nyari yang bisa diajak nikah *eh)

20120910-080144.jpg

href=”https://hr2011family.wordpress.com/wp-content/uploads/2012/09/20120910-082223.jpg”>20120910-082223.jpg

Ada sebuah puisi dari Kahlil Gibran yang ingin kusampaikan ke kalian…

Pernikahan

Berpasangan engkau telah diciptakan,
Dan selamanya engkau akan berpasangan.

Bersamalah dikau tatkala Sang Maut merenggut umurmu,
Ya, bahkan bersama pula kalian, dalam ingatan sunyi Tuhan.
Namun biarkan ada ruang antara kebersamaan itu,
Tempat angin surga menari-nari di antaramu.

Berkasih-kasihanlah, namun jangan membelenggu cinta,
biarkanlah cinta itu bergerak senantiasa
seperti aliran air sungai yang mengalir lincah di antara kedua belahan jiwa.

Saling isilah piala minumanmu, tapi jangan minum dari satu piala,
Saling bagilah rotimu, tapi jangan makan dari pinggan yang sama.
Bernyanyi dan menarilah bersama, dalam segala sukacita,
Hanya biarkanlah masing-masing menghayati ketunggalannya.

Tali rebana masing-masing punya hidup sendiri,
Walau lagu yang sama sedang menggetarkannya.
Berikan hatimu, namun jangan saling menguasakannya,
Sebab hanya Tangan Kehidupan yang akan mampu menggapainya

Tegaklah berjajar, namun jangan terlampau dekat:
Bukankah tiang-tiang candi tidak dibangun terlalu rapat?
Dan pohon jati serta pohon cemara,
Tiada tumbuh dalam bayangan satu dengan lainnya..

(Kahlil Gibran)

<a

Categories: The Journey | 2 Comments

Our Family Time

Finally, setelah kepisah sekitar 6 bulan sejak bulan Januari lalu, keluarga kecil BPS HR 2011 berkumpul lagi. Berhubung sebagian besar dari kami kemarin ojt-nya di daerah, maka hal paling penting yang harus kami lakukan setelah ngumpul adalah…..Tidur!! *errrrrrr (sori, kebiasaan :p)
Enggak lah ya, hal penting yang dimaksud adalah BERBAGI OLEH2! (sengaja capslock biar yang belum bawa oleh2 segera sadar diri) *eh *dikeplak…. 😀

Biar pembaca mupeng,,,,ini aku coba ngelist oleh2nya:
1. Domino’s pizza dari kantor pusat
2. Puding Holland dari Upms JBB
3. Pempek dari Palembang & Prabumulih
4. Riso-Mayo dari Makasar
5. Bebek goreng from Surabaya
6. Aksesoris2 lucu dari Balikpapan (ada bross & gelang) 😉
7. Durian Medan!!! *pake tanda seru karna gue gak ikut makan,hiks ;(

Eh, kan kita ber-17 ya? Kok oleh2nya baru ada 8 macem?? *tanya kenapa*

Eniwei,,,mumpung kita lagi ngumpul, hari Sabtu kemarin kita putuskan untuk hang out bareng. Ada gue, Nonod, Yani, Pep, Nia, Iklas, Putri, Wulan, Bima, Isroy, Ari. Destinasi kita ke Mall Taman Anggrek, sekalian nganterin Yani yang katanya ada perlu ke sana. Berhubung kita pergi pas jam makan siang, jadinya begitu nyampe mall, kita langsung cari tempat makan yang oke. Setelah muter2 nggak jelas, akhirnya kita putusin buat makan di Kenny Rogers.
And…jeng..jeng…Bima, Isroy dan mas Pep keliatan banget nggak mau rugi, pesen minum yang bisa di-refill setiap saat.*eeeaaaa :p

20120715-130815.jpg

Setelah puas makan dan kekenyangan…kita muter-muter (lagi) buat nyari tempat karaoke. Agak lumayan lama muternya,karna dari kami nggak ada yang tau lokasi karaokenya. But finally, we found it!!!!!!! *yeyyyyy
Berhubung kami ber-12, kami pilih VIP room ukuran medium dengan kapasitas 13 orang. Mbak-mbak petugas pun mengantarkan ke ruang yang dimaksud, dannnn…..komputernya nggak nyala! *gubrakkk
Udah diutak-atik mas petugas, tapi rupanya tetep nggak bisa nyala, dan akhirnya kami diminta pindah ke room1. Saat itu sekitar pukul 3 kurang sedikit. Room1 rupanya lebih oke ketimbang room yang barusan kami tinggal, yang udah kami pipisin! (eh, maksudnya tadi udah ada yang pipis di toilet room itu sebelum akhirnya pindah :D). Dannn…micnya cuma nyala 1….hiks!
Kami sih nggak begitu peduli dengan mic yang cuma ada 1, toh yang penting tetep bisa nyanyi. Mendekati 2 jam sejak pertama kami mulai karaoke, kecurigaan mulai muncul. Ternyata sejak tadi timernya tertulis 00:00:00,which is artinya kita nggak tau kapan waktu kita selesai. Kita sih cuek-cuek aja, sampai akhirnya pas kita lagi nyanyi rame-rame, tiba-tiba lagu brenti di tengah jalan. Aarrggghhhh…..kesel banget nggak sih? Mana kita masih punya list beberapa lagu yang belum dinyanyiin, dan gue lagi semangat2nya mau ngrekam anak2 nyanyi buat kenang-kenangan. Ugh…
Mbak-mbak petugas pun dipanggil, dan komputer tetap eror. Akhirnya kita keluar untuk bayar dan komplen. Waktu itu petugas menawarkan diskon member sebesar 10% untuk membayar kekecewaan kami. Artinya, dari 400-an ribu yang harus kami bayar, kami dapat potongan sebesar 34 ribu, jadinya tinggal 385ribu termasuk pajak. Di bill tertera lama waktu karaoke adalah 2jam. Kami masih agak kurang puas dengan tawaran diskon yang diberikan, karna memang kalo dihitung2 kita belum sampai 2jam, apalagi ditambah komputer sempat eror.
Setelah nego sana-sini, dengan harapan kami dapat potongan diskon lagi paling tidak tinggal 350rb, kami meminta bertemu dengan manager tempat karaoke tersebut (iya sih agak lebay…tapi berhubung kami sudah kecewa ya mau gimana lagi :p). Beberapa menit kemudian datanglah seorang pria berbaju putih dan berdasi, yang langsung minta maaf kepada kami. Setelah beberapa menit nego, tiba-tiba si mbak kasir tampak menghitung dengan kalkulator, lalu mencoret angka 385 menjadi…..191.600!!!!! Yesss…

Agak shock sih sebenarnya, karna ekspektasi kami saat itu akan membayar 300an ribu, dan toh saat mengecek jam…memang kami udah hampir 2jam karaokenya!!!!! Ehehehe *nyengir

Well…kumpul bareng keluarga HR memang menyenangkan,,apalagi kalau dapet diskon karaoke 50%…myihihihi 😀

Categories: Uncategorized | Leave a comment

Untukmu…Rembulan!

 

Pada suatu masa, sebuah percakapan terjadi di kerajaan langit. Tiga malaikat bijak sedang membahas sesuatu hal yang sangat penting, dan mereka tampak sangat serius.

“Kita harus sangat hati-hati menciptakan makhluk yang satu ini, ada sesuatu yang istimewa yang harus dia bawa ketika lahir ke dunia.” Ucap salah satu malaikat memulai percakapan.

“Aku tahu…Itulah kenapa aku membuat kulitnya begitu halus, parasnya begitu cantik, dan ia begitu menarik perhatian.” Jawab malaikat kedua sambil tersenyum menerawang.

“Cantik fisik saja tidak cukup,,,aku sudah menambahkan hati yang begitu lembut, keanggunan yang terpancar dari caranya berbicara, keramahan yang tergambar dari senyum di bibirnya, serta ketulusan dari setiap pertolongan yang ia berikan pada seluruh umat di muka bumi.” Malaikat ketiga menimpali dengan gayanya yang acuh.

Mereka terdiam sesaat. Ada senyum yang tergambar di wajah mereka, memancarkan harapan akan makhluk yang hendak mereka ciptakan untuk dunia.

“Entah kenapa aku selalu bersemangat ketika menciptakan makhluk berjenis perempuan. Ada keistimewaan dari setiap satu perempuan yang terlahir ke dunia, ada pesan yang selalu ia bawa dari surga.” Malaikat pertama kembali berujar, ditimangnya makhluk kecil yang ada di pangkuannya. “Tahukah kalian?” lanjutnya pelan, “Perempuan dalam pelukanku ini kelak akan jadi pembawa pesan kebahagiaan bagi orang-orang di sekitarnya….”

Belum selesai malaikat pertama berujar, malaikat ketiga menimpali, “Bukan hanya itu saja…ia akan jadi penyembuh dan pemberi petunjuk. Suatu saat nanti ketika sudah tiba waktunya, orang-orang akan datang padanya meminta nasehat, meminta petunjuk untuk kerikil yang sedang menjadi sandungan bagi hidupnya.”

“Dan ia akan menjadi warna bagi orang-orang sekitarnya…ia akan menjadi penerang, seperti cahaya rembulan.” Malaikat kedua mengelus pipi makhluk kecil itu dengan lembut.

Mereka bertiga saling tatap, lalu masing-masing tersenyum penuh kelegaan. Tugas mereka usai sudah, tiba waktunya bagi makhluk kecil itu untuk lahir ke dunia.

“Lahirlah ke dunia, Nak. Pancarkan cahayamu seperti rembulan…jadilah perempuan yang lembut dalam penampilan, namun kuat menghadapi segala hal. Jadilah perempuan yang anggun dalam bertutur, namun tetap tegas dalam bersikap. Jadilah perempuan yang baik, dan selalu menebar kebaikan. Jadilah perempuan pintar, namun selalu rendah hati. Jadilah bahagia, dan bagilah kebahagiaan itu pada orang-orang di sekitarmu. Jadilah istri yang menjadi sahabat terbaik untuk suamimu nanti, dan ibu yang menjadi teladan bagi putra-putrimu kelak…. Bagikan pesan ini pada perempuan-perempuan di sekitarmu… Karna kelak kamu akan tahu, Nak… Setiap perempuan adalah pembawa pesan kebaikan!”

 

Hari itu, 27 Juni 1988… lahirlah seorang bayi mungil di salah satu sudut bumi. Ada cahaya yang terpancar di wajahnya, yang mengilhami munculnya sebuah nama “Tri Wulandari”.

 

*Tulisan ini ditujukan untuk setiap perempuan, dan spesial untuk seorang sahabat yang sedang berulang tahun hari ini. Selamat ulang tahun, Wulan… bercahayalah seperti rembulan, dan teruslah berbagi pesan kebaikan! ^_^

 

Categories: Uncategorized | 1 Comment

Happy Birthday Our Nonod….^_^

Hey, Arnold Ricky Yanrieza Dumatubun…

The time run this fast…and the memories fly around us, those that are unaccountable, irreplaceable, and unerasable.

Eventhough this distance separate us million miles away, but those memories will still remain.

Memories about your kindness, your toughness, your smile, laugh, and happiness…

 

Really wish to stand next to you this right time, singing a happy birthday song, with a sweet cake on our hand…Like the last time we did on Bima’s & Pep’s birthday.

But you know,,and we all know…that this distance make it impossible for us now…

Sooo…all we can do is just sending you that picture of birthday cake, while each of us singing the birthday song out loud in our heart..

…and pray…

 

May God bless your life ahead…sends you more Happiness, Love & Care, Health & Wealth..and most of all: a big Luck! 😉

As we always believe, that you’ll be a very great and success person someday…And you’ll be, for sure!

Keep smart, keep fun, keep kind…as always…

And keep sending the laughter around your life…and the world will send you back…

 

Happy birthday to you…our Nonod…our beloved brother..

Big hug and kiss from us..your lil’family :*

 

 

Categories: Uncategorized | 1 Comment

SIAPA TUHANMUUUUU???

Eh..eh..nggak usah dijawab. Engak, nggak usah. Aku nggak nanya kamu kok. Itu cuma judul aja.

Trus kenapa judulnya kayak gitu?

Yang anak BPS pasti udah langsung tau deh. Itu adalah tagline sebuah ESQ training yang pernah kita ikuti. Bertempat di Menara 165, Jakarta.

Hari itu, Rabu, 3 Agustus 2011, pagi-pagi sekali kami sudah harus bersiap untuk mengikuti materi sesuai jadwal. Di jadwal tertulis ‘6C & EST’, dengan pemateri ‘Team ESQ.’ Tentu saja kami tidak curiga sedikitpun dengan apa yang akan terjadi hari itu, dan sehari setelahnya. Kami yang masih lugu saat itu hanya bisa menuruti perintah, berseragam di pagi buta, lantas masuk bis dan berangkat.

Sesampainya di tempat training, kami diminta memasuki sebuah ruangan. Duduk di atas kursi yang ditata berjajar-jajar, menghadap ke arah panggung dengan 2 layar proyektor di kiri dan kanan. Setelah prosesi pembukaan, kami diberikan sebuah games perkenalan. Lalu….drama itu dimulai.

Jeng..jenggg…..

Lampu tetiba dimatikan. Layar proyektor menampilkan gambar langit dan bulan. Sebuah siluet pria berjas muncul di layar proyektor, dan serentetan kalimat puitis nan apik terdengar:

Demi matahari dan sinarnya di pagi hari. Dan bulan apabila ia mengelilingi. Dan siang apabila ia menerangi. Dan malam apabila ia menutupi. Dan langit beserta segala binaannya. Dan bumi beserta segala yang di permukaannya. Dan jiwa beserta penyempurnaannya. Allah mengilhami sukma kebaikan dan keburukan. Beruntunglah mereka yang mensucikannya. Dan merugilah mereka yang mengotorinya

Itu adalah kutipan Surat Asy-Syams; 1-10). Indah ya? Betul-betul indah…dan siluet pria berjas bisa menggambarkannya dengan apik, melalui gerakan tangan berputar-putar saat menyebut kata ‘bulan’, atau tangan membuka dan menutup saat menyebut ‘siang’ dan ‘malam.’

Dan sesaat saya bergumam dalam hati, “Ih, keren nih trainingnya.”

Begitu pikir saya kala itu. Sampai di suatu masa ketika lampu tetiba dimatikan lagi. Dan drama yang sebenarnya baru dimulai.

Pria bersuara besar yang merupakan asisten si trainer menampilkan slide tentang bumi dan isinya, yang menampilkan betapa besar keagungan Tuhan. Bagus, sangat bagus. Hingga tiba-tiba si asisten trainer berteriak dengan lantang, “SIAPA TUHANMUUUU?? JAWAB DENGAN SUARA LANTANG…SIAPA TUHANMUUUUU??”

Lalu dengan setengah menangis dia meneriakkan kegalauan hatinya. Tentang betapa besar dosa yang telah dia perbuat, betapa ia terlalu sombong terhadap Tuhan, dan betapa-betapa yang lain…hingga terdengar isak-tangis dan doa mohon ampun dari seorang pria dan wanita yang suaranya muncul di antara peserta training.

Dan lagi-lagi, kegelapan ruangan kala itu diakhiri dengan sebuah teriakan panjang “SIAPA TUHANMUUUU?? JAWAB DENGAN SUARA LANTANG…SIAPA TUHANMUUUUU??”

Badan saya menggigil, kawan. Bukan. Bukan karena pertanyaan itu. Tapi karna suhu di ruangan diset terlalu dingin. Brrrrr…*mringis*

Dan ternyata drama kegelapan itu tidak sekali terjadi. Berkali-kali malah. Dengan setting yang sama, dengan teriakan yang sama. “SIAPA TUHANMUUUU?? JAWAB DENGAN SUARA LANTANG…SIAPA TUHANMUUUUU??”

Dan kami harus mengikuti training itu selama dua hari penuh. Di dalam sebuah ruangan yang suhunya diset terlalu dingin. Dengan drama yang semakin lama semakin menghebat. Di hari kedua, bahkan si trainer menampilkan sebuah drama yang ia mainkan sendiri. Dan tetiba aktor2 pendukung bermunculan, mulai dari entah-siapa yang muncul sebagai pengawal si trainer yang saat itu berperan sebagai bos besar. Sampai entah-siapa-lagi yang tiba-tiba berteriak laiknya orang gila.

Pesan-pesan yang disampaikan di training itu tak bisa dipungkiri memang bagus dan bermanfaat. Tapi dengan sisipan drama yang (menurutku) terlalu banyak, jadinya (bagiku) itu terlalu lebay. Dan aku memang bukan tipikal orang yang bisa tersentuh hatinya lewat teriakan-teriakan mengejutkan. Maka nggak heran, di hari kedua drama kegelapan itu muncul lagi, aku: TIDUR. *errr -___-

Dan benar kata orang. Saat tidur terkadang otak kita justru aktif dan bisa menyimpan memori lewat apapun yang tertangkap panca indera kita. Maka, gegara aku ketiduran kala itu, memori yang terekam hebat tentang ESQ training dua hari itu adalah…

“SIAPA TUHANMUUUU?? JAWAB DENGAN SUARA LANTANG…SIAPA TUHANMUUUUU??”

Categories: The Journey | 1 Comment

PLC…a Place Where We Belong

PLC, Pertamina Learning Centre, adalah tempat kami ‘belajar’ selama beberapa bulan pertama kami menjalani program BPS (Bimbingan Profesi Sarjana). Ada banyak kisah bermula di sini; sedih, senang, haru, menyebalkan, membuat terpingkal-pingkal, membuat ngantuk…ya, yang terakhir sepertinya kisah paling berkesan di PLC. Betapa tidak, berbulan-bulan kami harus berjuang di dalam kelas mendengarkan ceramah para pengajar yang terkadang membosankan. Dan bahkan meski pengajarnya asik dan menyenangkan, rasa kantuk tetap saja datang. Uhuk….

PLC ini terdiri atas beberapa tempat yang memiliki fungsi berbeda-beda. Tempat pertama yang kami kenal, tentu saja, adalah GOR Simprug. GOR ini adalah tempat kami belajar secara classical bersama 292 peserta BPS dari berbagai jurusan. Ada banyak materi yang kita dapet di sini, terutama materi korporat atau materi tentang perusahaan kita tercintah. Ruangannya luas banget (ya iyalah, namanya juga GOR -___-). Ada beberapa AC portable yang dipasang di sudut-sudut strategis GOR saat kita sedang belajar di dalam. Keberadaan AC-AC ini sebenarnya dilematis. Kalau tak ada AC terpasang, aku yakin 292 anak-anak manis yang sedang belajar di dalam akan mati kegerahan, atau minimal pingsan karena kehabisan cairan akibat banjir keringat yang menetes keluar. Betapa tidak, 292 orang berada di dalam satu ruangan itu jelas-jelas akan menambah kadar CO2 yang beracun, dan mengurangi kadar O2 yang menyejukkan. Semakin banyak CO2 yang memenuhi ruangan, dan semakin berkurangnya O2, secara kimiawi akan berbahaya bagi tubuh manusia. (ini ngomong apa seeehh?? *korekkuping).

Di sisi lain, kalau AC terus dinyalakan dengan suhu 16 derajat Celcius, udara menjadi sejuk,,,dan ini memungkinkan terjadinya reaksi-reaksi kimiawi tubuh yang menyebabkan KANTUK. Ini bahaya sodara-sodara. Duduk diam dari jam 7.00-16.00 (dengan sedikit jeda tentu saja), dan kadang molor, di atas kursi bersandaran pendek dan tanpa meja, dan tanpa gadget di tangan, adalah sebuah siksaan maha dahsyat bagi orang yang sedang mengantuk. Dan saya sering mengalaminya. Dan juga teman-teman saya. T_T

Sungguh. KANTUK adalah cobaan terberat selama menjalani masa-masa pendidikan classroom di PLC. Rasa kantuk itu mirip kentut, kalau ditahan malah bikin sakit perut. Menahan kantuk itu benar-benar bisa bikin sakit kepala. Kalau boleh saya usul, saya ingin ada ‘media pelampiasan rasa kantuk’ di dalam GOR Simprug, khususnya selama pendidikan BPS. Bentuknya bisa bermacam-macam. Misalnya sebuah matras yang diletakkan di bagian belakang tempat duduk kami, sehingga kalau ada yang ngantuk, tinggal mundur ke belakang dan berbaring sebentar di atas matras. Sebentar saja lah, 5 menit mungkin cukup kali ya. Kalaupun nggak cukup, boleh lah ditambah 5 menit lagi…atau 10 menit juga bisa, atauuuu….*nyengir.

Atau bisa juga berbentuk sebuah papan spon yang ditempel di dinding. Jadi, setiap ada yang mengantuk, dia tinggal mendekati papan tersebut, lalu dengan gerakan cepat menjedut-jedutkan kepala ke papan spon yang disediakan. Sepertinya ini cara yang cukup efektif untuk menghilangan rasa kantuk. #ide

Mmm…atau bisa juga dengan metode ‘pengalihan rasa kantuk.’ Ini adalah metode yang cukup simpel dan bisa dipraktekkan dimana saja. Mungkin untuk metode ini butuh satu pembimbing untuk jadi petugas sukarelawan. Sederhana saja. Peserta yang mengantuk cukup mendatangi petugas yang bersangkutan. Petugas tersebut dengan alat-alat yang ada akan membantu mengalihkan rasa kantuk peserta yang bersangkutan, misalnya dengan memukul kepalanya dengan palu, menepok jidatnya dengan gagang penggorengan, menusuk telapak tangannya dengan pulpen, memotong….Hiiii…#ngerisendiri. Intinya rasa kantuk dialihkan dengan rasa-rasa yang lain. 😀

Eniwei..kembali ke laptop, eh PLC. GOR ini selain dipakai untuk belajar, juga selalu dipakai untuk senam pagi dan juga futsal ((i’ll tell you about this later). Selain GOR, ada tempat belajar kami yang lain. Sebagian besar ada di gedung PLC itu sendiri. Nama-nama ruang kelasnya menggunakan istilah-istilah perminyakan, seperti Avtur – Musicool…dll. Ada satu ruang di gedung PLC yang bisa dipakai kelas classical juga, yaitu auditorium di lantai 3. Sungguh, ini ruang yang paling nyaman untuk tidur…eh, belajar. Tempat duduknya nyaman seperti di bioskop, dengan warna cerah hijau dan merah. Dindingnya ditutup lapisan kedap suara yang kalau dilihat-lihat teksturnya mirip keju, berlubang tak beraturan di sana-sini. Bentuk ruang kelasnya seperti teater. Semakin ke belakang, tempat duduknya semakin ke atas. Layar proyektor terbentang lebar di depan. Benar-benar tempat yang nyaman untuk menonton film bersama. *eh

Selain di PLC, ruang-ruang kelas juga tersebar hingga gedung Patra dan gedung-apa-lupa-namanya-yang-ada-di-depan-GOR-dan-nyambung-sama-PLC. *errrrr

Selain tempat belajar, ada juga tempat kita istirahat di kala malam (*tsaahh), yaitu di Patra Jasa lantai 1-3, dan di Griya Legita. Trus kalau mau olahraga pagi/sore, kita biasanya ke lapangan Simprug. Ada juga lapangan tenis dan kolam renang. Apalagi ya?? Mmmm…

KANTIN. Yeah, I almost forget it. Kantin ini adalah penolong bagi perut-perut kelaparan dan hampir mati kebosanan dengan menu makan di PLC yang hampir kami hapal rasanya. Di kantin ini ada menu-menu andalan kami, yaitu sate – mie ayam – bakso – soto – mie rebus/goreng, dll.  *jadi kangen makanan kantin T_T.

Yah, semacam itulah gambaran PLC, tempat kami berjuang melawan kantuk selama beberapa bulan. Tempat kami pertama mengenal visi-misi perusahaan. Tempat kami biasa melakukan senam 6C, dan melafalkan bait hymne perusahaan tercintah…

Menghias biru…di langit negeri

Dedikasi tinggi, tiada henti….

 

Well, see u soon in PLC, guys…about 3 months later….*can’t wait 😉

Categories: The Journey | Leave a comment

Inilah Wajah Kami

Sesuai janjiku kemarin, kawan. Hari ini aku akan menceritakan 16 orang-orang keren di BPS HR Batch 1 tahun 2011, yang dengan bangga aku sebut mereka: KELUARGAKU. And here they are…kucoba urutkan dari absen 1 (semoga nggak salah :D):

1. Adya Husni Mubarak.

Ia biasa dipanggil Husni. Jebolan ITS jurusan System Informasi. Anaknya ramah, pintar dan suka menolong (gemar menabung juga kali yaaa :D). Saat ini lagi OJT di Prabumulih, Sumatera. Yang khas dari seorang Husni adl hobinya yang suka (ke)tidur(an) di kelas. Hebatnya, meski ia sering (ke)tidur(an), tapi ia adl salah satu anak paling aktif di kelas. Jadi, setelah ia (ke)tidur(an), tiba2 dia suka kebangun, dan langsung BERTANYA. *okeee -__-

2. Afif Novriza Azhar

Nah, ini dia juara kelas kita. Lulusan Psikologi UNAIR. Satu-satunya orang yang bisa tidur dimanapun, kapanpun, dan dalam kondisi apapun. Mas Afif — begitu kami biasa memanggil namanya — adalah orang yang menurutku pemikirannya paling simple. Kalau ada masalah, anak2 lain suka ribut, dan dia masih bisa santai, bahkan masih bisa TIDUR -___-.

Mas Afif ini adalah ayah juara dunia. Pokoknya kalo urusan sayang anak, dia juara deh *kasihjempol. Saat ini dia lagi OJT di Medan. Horas bah!

3. Anggoro Sukmo

Buat para cewek: please-please banget, tolong..kalo ketemu mas2 di sebelah ini, BEWARE ya. Playboynya suka kumat dimana2 :p.

Lulusan System Informasi ITS sih (katanya), tapi lebih bisa jualan ketimbang ngurusin IT. -__-

Anggoro (ato Angga), begitu ia biasa dipanggil, adalah sosok teman yang loyal dan ROYAL. Namanya juga Tuan Muda, hobinya traktir2 *aseekkk.

Dia pintar (sebenarnya), terlihat dari kualitas pertanyaan2nya ketika di kelas ato diskusi bebas. Namun sayang, manja & malesnya sering kumat, jadi prestasinya kurang begitu terlihat :p.

Gaya (ke)tidur(an) kalo lagi di kelas: jarang terlihat sih,,,mungkin karna saking profesionalnya. Dia kalo (ke)tidur(an) di kelas diem+anteng, paling matanya aja kedip2 nahan ngantuk.

4. Ari Satria Nugroho


Biasanya dipanggil Ari. Lulusan Manajemen Unika Soegijapranoto (gimana sih nulisnya yang bener? :o), Semarang. Ni adek kecil kami, karna usianya paling muda. Tapi meski paling kecil, badannya paling gedhe. hoho

Ari itu anaknya pinter, rasa ingin tahunya besar (ampe dipanggil ‘Kepo’ ama salah satu teman kami, hoho), rajin puasa, badannya atletis, tingginya aja 185cm. Pokoknya ganteng luar dalam deh. Sayangnya kalau ngomong medhok abis dan kadang komentarnya kayak anak kecil, hahaha. *pisssss

Gaya (ke)tidur(an) kalo lagi di kelas: Badannya sih tetap duduk tegak, tapi kepalanya kadang jatuh ke depan sambil mata merem2 kalo lagi ngantuk. Dan berhubung ni anak badannya tinggi, keliatan banget dah kalo dia lagi tidur di kelas. Heish

5. Arnold Ricky Y. D

Ini favorit sayaaaa…ibarat iklan rokok: “Nggak ada Nonod nggak rame!” Nonod itu nama panggilannya, Arnold juga bisa sih..ato Sayang katanya juga bisa. *errrr -__-

Seneng banget deh kalo di kelas duduk sebelahan ama Nonod, soalnya dia pinter ngelawak. Bakat terpendamnya adalah ‘stand up comedy‘. Paling bisa niruin gaya ngomong orang…yang paling sering adl niruin Anang waktu bilang “Aku sih terserah Yanti.” =))

Paling suka liat gaya Nonod (ke)tidur(an) kalo lagi di kelas: Gaya tidur aristrokat –> duduk tegak seperti tak terjadi apa-apa. Tangan mendekap di dada. Kepala dan kuping tegak seperti mendengarkan pengajar berbicara. Mata merem. Saat bangun, tak banyak gerakan yang dilakukan. Cukup buka mata saja. Anggun, tak nampak seperti habis bangun tidur. Sangat berkelas dan sangat profesional!!

Nonod ini cerdas cuyyyy, tapi karna jarang serius, jadi nggak banyak yang tau kalo dia aslinya pinter…hihi. Yang akan selalu kuingat dari Nonod adalah gitaran+nyanyi2 bareng di Lobby Griya Legita Lt.6 *dududu, miss that moment so bad*.

P.S: Nonod ini suaranya oke lohhhhh 😉

6. Bima Rasuna

Pria sederhana, jujur, dan menerima apa adanya ini adalah lulusan Psikologi UGM. Anaknya pendiem, tapi sekalinya ngomong pasti bikin kita ketawa. Aseli Jogja, jadi kalo ngomong lumayan medhok. Dia ini pinter & baik, tapi suka merendah dan bilang kalo dirinya nggak bisa apa-apa. ckck Buat para cewek2 yang lagi nyari calon suami, Bima ini strongly recommended loh. Pokoknya calon suami idaman…*ihiiiirrrrr

Yang paling lucu adalah ngeliat Bima kalo lagi ngantuk di kelas. Biasa aja sih gayanya, paling matanya merem2 aja. Tapi kalo lagi jadwalnya puasa, dia suka tiba-tiba ambil permen dan makan buat ngilangin rasa kantuknya. Mending puasanya batal gitu ketimbang ketiduran di kelas. Hahahahaha

7. Dhanika Budi Atyanto Hhaaa…ini dia juara kelas kita yang sebenar-benarnya. Lulusan System Informasi – ITS, benar2 bisa diandalkan soal IT. Sampai2 kita juluki ‘IT Solution.’ 😀

Nama panggilannya Dhani. Dia ini pinter, baik, rajin, dan muslim taat. Kalo menurutku sih, dia ini pantes dijuluki ‘Siswa Siaga’ (siap-antar-jaga), meminjam jargon sebuah iklan layanan masyarakat, myihihi. Lha gimana enggak, kebutuhan apapun di kelas bisa dia akomodir. Pengajar butuh pointer, dia ada. Komputer di kelas ngadat, dia benerin. Lepi kita2 rusak, dia juga yang ngeberesin. Asik deh punya temen sekelas kayak Dhani.

Dhani ini rajin banget nanya di kelas. Saking rajinnya ampe kadang bikin bete, soalnya jam ngajar udah lewat, dia masih nanya2..hadehhh.

Nah, yang paling unik dari seorang Dhani adalah gaya (ke)tidur(an)nya kalo lagi di kelas. Di tengah kantuknya yang hebat, kepala yang terayun2 siap menghantam meja, dia suka tiba-tiba berusaha membuka mata trus mengangguk2kan kepala dan bilang “Owhhhh”. Itu artinya dia masih siap siaga memahami materi dari pengajar, meski kantuknya tak tertahankan. Top markotob! 😀

8. Indah Kuntum Khairina

Hahay…ini roommate+soulmate akuuuu. Namanya bagus yah, suka deh. 😉

Dipanggilnya Indah. Anak Jakarta, jebolan Teknik Informatika ITB. Kalo ngeliat gayanya yang santun, pasti nggak nyangka kalo dia anak teknik. Kalo udah ngobrol, baru ketahuan kalo dia pinter banget, and jago IT. Tapi sayang kalo di kelas lebih banyak diem…ohoho.

Indah ini baik…baikkkkk bangettt. Saking baiknya, dia ampe sering ngerasa bersalah gitu sama orang. Kalo udah merasa bersalah, pasti deh dipikir lama2, trus minta maaf berkali-kali. Hadehhh…

Kalo pertama kali kenal Indah, pasti ngiranya dia ini serius banget. Weitss..jangan salah, kepancing dikit aja, jailnya pasti keluar. Pokoknya pepatah ‘Don’t judge a book from it’s cover’ itu berlaku banget buat Indah. Coba liat badannya, kecil kan? Pasti dipikir nggak suka makan. Coba aja ajak dia makan di restoran ‘All you can eat”…you’ll know the truth! 😀

Gaya (ke)tidur(an) kalo lagi di kelas: undetected!

P.S: barang yang tak bisa dipisahkan dari Indah adalah: SETRIKA! :))

9. Kurnia Cahya Lestari

Hahahay..Ini roommate aku jugaaaa. Asek-asek :D.

Nama panggilannya Nia. Gadis berdarah Jawa kelahiran Denpasar, Bali. Lulusan Manajemen Udayana.

Hobinya tilpun-tilpunan. Duh, kalo udah tilpun, bisa berjam-jam dah. Suaranya oke loh kalo nyanyi. Boleh dicoba..ehehe.

Anaknya sie terkesan pendiem. Tapi kalo udah kenal, bisa diajak ngakak2 loh, ngebahas yang nggak penting. Haha

Oya, Nia ini kayak toko serba ada, barangnya banyakkk banget. Apa aja ada tuh di koper. Lumayan kalo jadi temen sekamar ato sekos dia..myihihi.

10. M.Iklas Khasana

Ini dia Tuan Muda kita, Tuan Muda Iklas. Lulusan Teknik Industri – ITS. Anak pintar yang sok pintar.:p

Pokoknya kalo diskusi ama Iklas, ujung-ujungnya pasti debat, ampe pengin deh sekali-kali ngejitak kepalanya pake gagang penggorengan. *eh…piss bro 😀 (hikikikiki)

Iklas ini juara galau nasional,,kerjaannya menggalau soal cewek mulu. Ckck

Eh, tapi Iklas ini pinter lohhh…pokoknya kalo di kelas rajin nanya dia. Pertanyaannya berbobot cuy…saking berbobotnya, ampe kadang bikin aku mikir, “Iklas tadi nanya apa sih?”

Seru lah punya temen kayak Iklas ini, bikin hidup lebih rame. Hihi

Oya,,,gaya ngantuknya Iklas ini lucu banget deh. Kalo udah ngantuk, matanya merah, bibirnya cemberut, trus mata-matanya suka melotot2 sendiri karna nahan ngantuk…bwahaha..pokoknya kayak orang marah lah…=))

11. Moh. Isroi

Hahay..ini dia pahlawan kita. Bapak ketua kelas yang baik hati dan tidak sombong.

Biasa dipanggil Bang Roy. Lulusan Psikologi UGM. Orangnya santai sekali…pokoknya kalo jam-jamnya ngumpulin tugas, dia suka bilang “Santai bro!” *aseekkk

Badannya si abang ini sangar cuyy,,itu baju biru kalo dilepas isinya otot semua. Kalah dah preman pasar. Pokoknya kalo liat badan atletisnya si abang, pasti langsung keinget superhero yang di iklan Tipi. Tau nggak kalian? Itu loh,,,superhero berotot dengan kostum kuning, yang selalu muncul buat bersihin kloset…eh dapur. Yup, betul sekali! Mr.Muscleeeee…..

Eh, tapi sangar2 gitu..hatinya lembut cuy. Kalo ngomong pelaaannnn banget…tenangggg,,,,heninggg…ademmmm.

13. Putri Eka Pratiwi

Perkenalkan, ini tuan Putri kita. Tuan Putri bermuka merah. Kalo lagi malu, mukanya merah. Kalo lagi marah, mukanya merah lagi. Kalo lagi ketawa, mukanya merah juga. Sangar cuyyyy…

Eh, tapi hatinya gak semerah mukanya kok, pink malah. Putri ini baik, dan pinter tentunya. Ia lulusan akuntasi UNAIR, jadi jangan heran kalo kemana2 liat dia bawa kalkulator. =))

Aku suka sekali kalo denger Putri ngomong, logatnya khas, dan seringkali mengeluarkan istilah2 bahasa jawa yang spektakuler.

Oya, kalo di deket dia jangan sekali-kali nyanyiin lagunya Yovie & the Nuno yang judulnyaaaa…..*oopsss 😀

14. Umi Prastitining Diah

 Dumateng poro pilenggah, kakung soho putri…punika kula haturaken…ning-nong-ning…..

Eh sori, ada putri Solo dateng, langsung berasa lagi di kawinan Jawa. Myahaha

Namanya Umi (duh, adem ya denger namanya), asli Solo, lulusan UNS -Solo. Solo banget lah orangnya :D.

Sesuai namanya, perempuan ini benar-benar keibuan. Hobinya nyuci dan nyetrika, hehe. Anaknya pinter, rajin, tekun beribadah, dan patuh pada ibu-bapak *tssaahh. Family woman lah pokoknya.

Kelemahan terbesar Umi adalah: hantu. Kata lainnya, dia ini penakut. Pernah di suatu malam saat kami sedang di pelosok Kaltim, tiba-tiba dia membangunkanku yang sedang tertidur lelap. “Mbak-mbak.” katanya ketakutan. Aku terkejut dan langsung membuka mata, lalu menolehkan pandangan ke arahnya. Umi menatapku sekilas, dan dengan tampang lega dia langsung: TIDUR! Errrrrr -____-

15. Sri Handayani

Panggil dia Yani (ato Jani, kata Mr.John, teacher kami di kelas bahasa Inggris :D). Lulusan Teknik Industri – ITS. Gadis cantik asal tanah Sumatra ini pernah kerja di perusahaan penerbangan nasional, yang namanya sama kayak merek kacang atom & kacang garing.*eh

Kalo melihat penampilannya, orang2 suka asal nebak kalo dia mantan stewardess-nya si perusahaan kacang atom, eh penerbangan nasional itu. Hihi, padahal dia engineer cuy..manteb kan?

Yani ini pinter-ter-ter…pertanyaan2nya di kelas bagus2, dan kalo ngomong tertata *suka deh. Apalagi kalo ngomong bahasa Inggris, keren deh pokoknya. Asik diajak diskusi. Lebih asik diajak jalan-jalan ato belanja sih. *eerrrr -__-

16. Tri Wulandari

Cewek centil cantik berjilbab ini lulusan Psikologi UI. Anaknya seru banget, kreatif, artistik, dan lucu. Kalo denger dia ngomong pasti dikiranya masih SMP, padahal bentar lagi dah mau merit cuy. *ihirrr

Berhubung dia anak Psikologi, jadi enak banget buat jadi teman curhat & teman diskusi.  Kalo lagi ngumpul-ngumpul pasti seru kalo ada Wulan.

Eniwei, Wulan ini suka banget pisang (nggak tahu kenapa), suka pake rok, dan suka ketawa dengan suaranya yang khas. Pokoknya Wulan ini imut-imut dan unyu2 ngegemesin dah,,,hihi :D.

17. Widya Lestari

Mojang bandung nan cantik & lucu ini biasa dipanggil Widya (ato Iwit). Lulusan Manajemen UNPAD. Buatku, Widya itu kayak cilok,,,kenyal-kenyal ngegemesin, rasanya pengin tak unyel-unyel buat mainan. Ihihi

Anaknya seruuuu…bawaannya pengin meluk kalo deket2 dia. Widya ini lincah banget, nggak bisa diem pokoknya, kalo ngomong kecepatannya suka ngalah2in KRL *apaseeh?*. Asik buat diajak ngobrol, diskusi, jalan, nyanyi2, apa ajah. Kalo hobi nyanyinya kumat suka nggak tanggung2, bisa nyanyi keras2 di dalam lift deh yaaa…*untung suaranya bagus :D*

Widya ini pinter dan kritis. Kalo lagi ngantuk di kelas, kepalanya suka jatuh2 gitu ke belakang…haha, lucu pisan euyyy.

Itulah wajah-wajah keluargaku tersayang, BPS HR 2011 batch 1. Sekarang masing-masing kami sedang berjuang sendiri2, di tempat yang terpisah, demi satu impian yang sama. Dan demi sebuah harapan, bahwa kami akan segera berkumpul kembali.

Inilah wajah-wajah kami…wajah-wajah (calon) orang sukses dan hebat.

Amiiinnnnnnnnnnnnnnn….

*peluk satu2*

Yg mau nimbrung komen buat si penulis..

no.urut 10 berkomen

Mb pri itu cerdas…, ga pinter2 amat lah..(piss mb). Si emak itu lumayan enak buat share2 dikala kegalauan melanda,,Titahnya bgus2 dan solutif yg mentikberatkan probrelm solving yg ringan dan dipaksa ringan…hahaha

Klo dikelas si rada2 serius tpi tiba2 ngguyu dewe,…,.., wkwkwk…Klo break siang sih andalan nye kopi item di sruput..onde mande

Klo dikelas ngopi-ko lagi..

Overall mb pri ini cocok klo ambil sertifikasi profesi biar kegiatan2 nya menujumkan kegalauan menjadi valid..hahaha

Mudah2an kita sama2 sukses mb pri..,juga tmn2…

*Salam Jari Bengkok* (eh masukin poto mb pri guys klo ada…

 

Categories: The Journey | 4 Comments

Perjalanan Kita Dimulai Hari Ini

Ingatkah kawan. Hari itu, saat pertama kali masing-masing kita menginjakkan kaki di tanah Simprug. Senin, 1 Agustus 2011. Hari pertama bulan puasa, kalau aku tak salah ingat.

Hari pertama bertemu dengan wajah-wajah baru, dengan semangat (ter)baru(kan) *katanya*. Hampir seluruh wajah-wajah baru itu berseragam putih-biru, dan menyeret koper-koper besar beserta teman-temannya (tas jinjing, ransel, dkk). Hanya ada beberapa orang, termasuk aku, yang berbau ‘salah-kostum’ karena memakai pakaian seadanya.

Pukul 7.00, sesuai jadwal yang kami terima lewat email, seharusnya seremoni ‘penyambutan’ kami dimulai. Namun rupanya, kami masih berada di wilayah Indonesia, yang jarum jamnya dikenal terbuat dari karet, bisa mulur tak terhingga. Sekitar jam 8.00 (semoga kali ini tak salah ingat lagi), beberapa orang berseragam dan menenteng map muncul membawa secercah harapan. Antrian-antrian panjang pun dimulai.

Aku kebingungan mencari antrian berjudul ‘HRD’ atau semacamnya. Cukup lama waktu yang kubutuhkan untuk akhirnya menemukan meja berpapan nama ‘HR’. Usut punya usut, ternyata peserta di kelompok HR ini hanya ada 17 orang,  alhasil tenggelamlah meja HR ini di antara meja-meja lain yang dipenuhi antrian panjang.

Di tengah antrian yang cukup membingungkan kala itu, aku pertama kali berkenalan dengan seorang gadis Bali berparas ayu, yang saat itu memakai rok biru dan jilbab warna putih. “Nia,” demikian ia sebut namanya sambil menjabat tanganku. Beberapa saat kemudian, seorang perempuan lain yang juga berjilbab memperkenalkan dirinya dengan nama “Umi.” Sebuah nama yang santun, diucapkan oleh perempuan santun berlogat Jawa kental, yang sebelumnya hanya kukenal lewat sms.

Selesai mengantri, keributan baru dimulai. Berkas-berkas persyaratan yang dari awal tidak diinfokan untuk kami bawa, tiba-tiba diminta panitia registrasi. Di tengah kepanikan itu, aku bertemu dua teman lamaku, Isroy dan Nonod. Dua  pria bertampang santai, yang berdiri di pojokan di antara koper dan tas, mengobrol sambil mengawasi orang berlalu-lalang. Khas mahasiswa Jogja.

Isroy dan Nonod ini adik kelasku di kampus Psikologi UGM. Aku sebenarnya belum begitu kenal Nonod waktu itu, maklumlah, dia nggak begitu terkenal *eh :D. Kalo Isroy, lumayanlah, karena basecamp organisasi kampus kami dulu bersebelahan. Ada satu nama yang sebenarnya aku cari-cari dari tadi. Bima. Ya, Bima. Adik kelas juga, yang pernah ku-asisteni dulu saat praktikum. Yang kemudian kuketahui, dia masuk belakangan karna harus menyelesaikan urusannya di perusahaan lama. Ah, anak itu.

Setelah selesai urusan antri-mengantri itu, kami mulai diinstruksikan untuk check-in di kamar kami masing-masing. Saat sampai di reception hotel Patra, kudapati kamarku bernomor 322, berbagi dengan dua nama yang masih sulit kueja saat itu: Indah Kuntum Khairina & Kurnia Cahya Lestari (yang saat itu belum kuketahui bahwa nama panggilannya “Nia”).

Setelah istirahat sejenak (+mandi sodara2 :D), kami kembali berkumpul. Tapi bukan lagi untuk mengantri di meja registrasi. Kali ini kami berkumpul di dalam sebuah Gedung Olahraga. Di tengah riuh-rendah suara berbagai karakter manusia, aku mulai mengenal nama-nama baru lainnya: Afif, Ari, Anggoro, Yani, Widya, Dhani, Husni, Putri, Iklas, dan Wulan. Nama dan rupa yang masih sangat asing bagiku kala itu. Yang masih sering tertukar-tukar, yang masih saling canggung untuk bercakap dan bertegur sapa. Yang masih sama-sama polos, kala itu, mendengarkan seorang bapak-bapak berbicara. Bapak itu adalah calon pembimbing kami selama pendidikan nanti. Bapak itu bernama….’sebaiknya-tidak-usah-kita-sebutkan-saja’.

Hari itu adalah hari bersejarah bagi kami. Hari pertama kami saling menyebut nama, dan berjuang untuk sebuah impian yang sama. Hari itu mungkin tidak kami sadari, bahwa 17 nama yang tertulis di lembar registrasi, akan menjadi sebuah keluarga menyenangkan suatu hari nanti.

Ketujuh belas nama itu, akan kuperkenalkan satu-per satu nanti.

Karena perjalanan kita, baru dimulai hari ini…..

Categories: The Journey | Leave a comment

Service means….

Pagi ini dapet forward-an email dari VP tempatku dan Indah OJT. Isinya tentang tips memberikan service, bagi kita orang-orang HR yang memang bertugas memberikan service/layanan bagi seluruh pekerja.

Berikut isi emailnya:

“Untuk teman-teman saya yang selalu melayani… spesial teman2 HR Service, kisah nyata ini bisa menjadi  inspirasi bagi kita. Terkadang hanya diperlukan hal-hal kecil untuk mendapatkan hal atau perubahan yang besar seperti yang dilakukan Johnny yang pekerjaannya cuma memasukan belanjaan ke dalam tas kresek disebelah kasir toko swalayan.

 Hanya diperlukan sebuah “sentuhan pribadi yang tulus”. Kita pasti bisa melakukan lebih dari yang dilakukan Johnny.. ;  dengan senyum, dengan menyapa dan menyebut namanya, atau dengan sekedar mau mendengarkan cerita lawan bicara kita….. intinya adalah memberikan perhatian secara personal.  Silahkan anda coba seminggu ini…. dan anda akan melihat keajaiban di minggu berikutnya….

 Tapi ingat ya…; sentuhan pribadi….. bukan menyentuh bagian yang paling pribadi, karena anda akan memperoleh lemparan sandal di muka anda…..”

 

Salam,

YI

 

Johnny The Bagger

Here is a simple but powerful rule—always give people more than what they expect to get. (Nelson Boswell).

Saya baru saja melihat potongan DVD dari buku yang berjudul The Simple Truths of Service karangan Ken Blanchard dan Barbara Glanz; sebuah cerita yang sangat menyentuh, diangkat dari kisah nyata seorang anak muda bernama Johnny. Barbara Glanz pada sebuah kesempatan diminta berbicara di sebuah perusahaan supermarket yang memiliki cabang yang banyak mengenai loyalty program. Barbara mengingatkan kepada karyawan di perusahaan itu untuk menciptakan hal yang berbeda dan kenangan indah bagi pelanggan sehingga mereka ingin kembali lagi. Bagaimana caranya? Dengan memberikan sentuhan personal oleh tiap-tiap karyawan di semua level.

Sebulan setelah berbicara, Barbara menerima telepon dari seorang anak muda berusia sembilan belas tahun yang bernama Johnny. Dengan bangga anak muda itu menceritakan bahwa pekerjaannya adalah memasukkan barang belanjaan ke dalam bungkusan (bagger) dan ia mengakui bahwa ia memiliki kelainan down syndrome ( keterbelakangan ). Johnny mengatakan bahwa ia terinspirasi mendengar nasihat Barbara, namun setelah pulang ke rumah, ia tidak mampu memikirkan sesuatu yang dapat menyentuh hati pelanggannya—apalagi pekerjaannya hanyalah seorang bagger. Namun, kemudian timbul ide untuk membuat kalimat mutiara (Thought of the Day) dan ayahnya membantunya mengetik di komputer dan menggunting kalimat mutiara itu setelah di-print oleh Johnny. Jonny lalu membubuhkan tanda tangannya di setiap kalimat mutiara itu dan menuliskan, ”Terima kasih karena Anda telah berbelanja di supermarket kami.”

Tidak lama kemudian, terdapat antrean yang tiga kali lebih panjang di kasir tempat pembayaran Johnny bekerja. Sang manajer meminta pelanggan untuk menggunakan jalur kasir lainnya namun mereka menolak karena mereka menginginkan Thought of The Day dari Johnny. Sang manajer sampai terharu melihat bagaimana Johnny memenangkan hati pelanggannya. Bahkan ada testimoni dari seorang wanita tua yang biasanya datang sekali seminggu, bahwa sedemikian ia menginginkan kalimat mutiara dari Johnny hingga setiap kali ia melewati supermarket itu ia berbelanja hanya untuk mendapatkan sebuah kalimat mutiara.

Departemen yang menjual bunga pun terinspirasi oleh semangat Johnny, mereka memberikan bunga-bunga yang sudah tak dapat lagi dijual untuk dijadikan korsase yang indah dan dibagikan kepada para wanita lanjut usia atau anak perempuan. Semangat pelayanan sangat terasa di supermarket itu berkat Johnny. Ide Johnny memang bukan sesuatu yang sangat inovatif namun ide tersebut mampu menyentuh hati yang terdalam bagi pelanggannya. Ingatlah untuk memberikan sentuhan pribadi pada pekerjaan Anda, berilah lebih dari apa yang dibayar oleh pelanggan Anda. Saya yakin Anda pernah makan sebuah makanan lezat asal Italia yang bernama pizza. Sebuah restoran pizza terbesar di Indonesia sangat mengerti sebuah konsep sederhana dalam customer service, yaitu Under Promise Over Deliver, yang berarti memberikan janji ekspektasi pelanggan namun memberikan hasil di atas ekspektasi pelanggan. Para wiraniaganya dilatih untuk menjanjikan bahwa makanannya akan siap dalam waktu 15 menit, namun setiap kali Anda memesan, pizza tersebut selalu datang lebih cepat. Strategi sederhana ini membuat para pelanggan merasa puas makan di restoran tersebut. Domino Pizza sebuah perusahaan pizza raksasa di Amerika Serikat menjadi populer karena keberaniannya membuat komitmen untuk dapat mengantarkan pizza kurang dari 30 menit. Jika staf mereka tidak mampu mengantar pizza tersebut sesuai janji mereka, pizza itu gratis untuk sang pemesan. Keberanian dari sebuah komitmen inilah yang dicari oleh banyak pelanggan di seluruh dunia.

Namun, sering kali perusahaan terjebak dalam konsep yang terbalik, yaitu Over Promise Under Deliver—janji yang berlebihan namun hasil akhirnya jauh dari janji yang diberikan pertama kali. Seorang tukang AC berjanji akan datang besok ke rumah, namun ketika ditunggu ia tidak datang-datang dan ketika ditelepon ia malah memberikan segudang alasan. Anda mengantar mobil Anda untuk diservis, pegawainya menjanjikan akan selesai dalam tiga hari, dan setelah tiga hari ternyata mobil Anda belum juga selesai. Apa yang Anda rasakan dari dua contoh ini? Saya yakin Anda tidak puas, bahkan kecewa, dan mungkin Anda tidak akan memakai jasa mereka di kemudian hari.

Champion’s Lesson

Belajarlah dari seorang Johnny, walau banyak orang memandang sebelah mata pekerjaannya hanyalah sebagai bagger, namun Johnny membuat perubahan besar di perusahaannya. Mulailah melihat tugas dan pekerjaan Anda sebagai sesuatu yang personal, berikanlah yang terbaik dalam pekerjaan Anda agar pelanggan dapat menjadi pelanggan seumur hidup Anda. Pikirkanlah tiga service atau sentuhan tambahan yang dapat Anda berikan kepada pelanggan Anda sehingga Anda berada di atas rata-rata pesaing Anda.

(Dari buku: “Champion: 101 Tip Motivasi & Inspirasi Sukses Menjadi Juara Sejati”, diterbitkan oleh Gramedia (2008)

Categories: Uncategorized | 1 Comment

Kiranti namanya..eits bukan sebuah merk..

Tak disangka kinipun usia nya menanjak dewasa..segelimang harta warisanpun telah berada dipangku dan dibelai.. Suatu ketika dikala si Rambo (ayam di pilm Upil-ipil) check sound dan mentari mulai menyibak tirainya..Kiranti-sang pewaris kebon sawit dan juragan kos-kosan- berjalan di titian rumahnya yg anggun disebuah bibir gunung dgn tiang pancang kokoh berpondasi ceker ayam dan kayu2 balok kokohnya. Hanya mengenakan baju tidur tipis laiknya baju2 tidur lain…

Kiranti meregang…bukan mengerang mengendurkan ototnya sejenak setelah td mlm kembali dari kos-kosan memantau penghuninya yg mayoritas lelaki bujang tanggung.. Memang setelah ditinggal kedua orang tuanya dan ditinggal bnyk warisan..keseharian Kiranti….itu.

Turun menyusuri anak tangga berembun tanda hari masih sangat pagi..Kiranti mengarahkan pandangannya ke sebuah arah.. ke puncak gunung..Seketika pandangan Kiranti terhenti pada sebuah titik dmn terdapat cahaya di puncak gunung.. Ah..pikiran sesuatupun terlintas namun tak di teruskannya..

Kiranti menuju sebuah bangku dimana dia komplit beserta keluarga sering bercengkerama brsama keluarganya.. dia pun menyahut kearah dalam rumah… Tolong ambilkan kopi saya..

(bersambung…

Categories: Uncategorized | Leave a comment

Blog at WordPress.com.